MAKALAH
PENANAMAN NIAI-NILAI LUHUR di PANTI ASUHAN AKHLAQUL
KARIMAH
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu :
Dra. Hj. Siti Anniyat Maimunah, M.Pd
Oleh :
Nur Fahimah : 14170033
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Pendidikan
merupakan proses membimbing, membina, mengajarkan manusia agar manusia dapat
mengetahui berbagai hal, dan dapat mengetahui apa yang seharusnya dilakukan
olehnya sebagai mahluk agar menjadi insan kamil, oleh karena itu pendidikan
merupakan kebutuhan setiap manusia, dengan adanya pendidikan manusia akan mampu
melakukan apapun yang dia inginkan, dengan pendidikan manusia dapat
mengembangkan potensi dalam dirinya serta mengembangkan akal pikirannya
sehingga dalam melakukan segala sesuatu manusia tidak mengalami kesalahan yang
fatal. Pendidikan terhadap manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
diantaranya faktor keluarga, dan lingkungan. Pendidikan yang baik akan
menjadikan manusia tersebut baik pula dan sebaliknya.
Dengan
pendidikan yang baik, manusia dianggap sebagai insan yang berkarakter.
Pendidikan karakter disini dipahami sebagai upaya penanam kecerdasan dalam
berfikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengalaman dalam bentuk perilaku
yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan
dalam interaksi dengan tuhannya, diri sendiri, antar sesama, dan lingkungannya.
Nilai-nilai luhur tersebut antara lain : kejujuran, kemandirian, sopan santun,
kemulyaan sosial, kecerdasan berfikir termasuk kepenasaran akan intelektual, berfikir
logis. Darisinilah penyusun akan membahas bagaimana penanaman nilai-nilai luhur
di Panti Asuhan Akhlaqul Karimah sehari-harinya.
I.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana Latar Belakang Berdirinya
Yayasan Akhlakul Karimah ?
2. Bagaimana Penanaman Nilai-nilai Luhur di
Yayasan Akhlaqul Karimah ?
I.3 Tujuan
1. Dapat Mengetahui Latar Belakang
Berdirinya Yayasan Akhlakul Karimah.
2. Dapat Memahami Bagaimana Penanaman
Nilai-nilai Luhur di Yayasan Akhlaqul Karimah
BAB II
PEMBAHASAN
Latar belakang berdirinya panti asuhan Akhlaqul Karimah ini atas inisiatif
kepala keluarga dari sebuah keluarga di daerah malang. Panti asuhan ini memang
benar-benar didirikan mulai dari dasar “Panti ini dibangun tahun 2002, Ibuk disini menempati akhir 2003.
Tahun 2004 sudah mulai ada 5 anak, dan masih gelap, ngga kayak gini, ngga kayak
sekarang seperti ini, jadi memang mengawali dari bawah. Sampai tahun 2015 ini
jumlah adek adeknya juga tetep segini-gini aja. Ini adalah yayasan keluarga
besar. Jadi kepengurusan atas sampai bawah sampai pengasuh tertentu itu semua
masih dalam satu lingkup keluarga. Jadi selama ini sejak tahun 2004 sampai
detik ini Alhamdulillah warga masih peduli dengan adek adek yang ada di sini.” ungkap
ibu cicik.
Dari struktur
teratas yang berpartisipasi dalam kepengurusan Panti Asuhan Akhlaqul Karimah
bisa kita lihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1.1
Struktur Kepengurusan Yayasan Akhlaqul Karimah
Bangunan yang
setiap kamarnya berkapasitas sekitar 4-5 orang ini mulai didirikan pada tahun
2002 khusus untuk anak yatim, piatu, atau yatim piatu dan dhu’afa. Sedangkan
donator dikembangkan oleh yayasan “Jadi Alhamdulillah, walaupun kami masih
belum mempunyai donator tetap, tapi karena warga peduli, orang-orang sekitar
peduli dan mungkin suatu ketika mas-mas dan mbak-mbaknya peduli sama kami,
insyaallah keuangan di panti ini tercukupi. Tapi memang itu yang terjadi, karena
kami memang belum pernah punya donator. Karena apa, selama 3 tahun baru satu
tahun ini kami punya tetangga di depan rumah, awalnya dari 2004 sampai 2012
tetangga kami depan samping kiri kanan itu tegalan semua, dan jalannya juga belum
sebagus ini. Jadi dulu warga atau orang luar selalu mengira sini jalan buntu,
nah itulah salah satu penyebab kami tidak begitu dikenal dan ndak punya donator”
ungkap ibu cicik.
Dari yang
diungkapkan ibu cicik tadi, tercukupi dalam artian sedikit tidak menjadi
masalah, asalkan masih bisa makan, bisa selesai sekolah. Untuk data anak di
Yayasan Akhlaqul Karimah mulai tahun 2004 sampai 2014 bisa kita lihat pada
table di bawah ini.
DATA ANAK
MENURUT UMUR
|
||||||
Tahun
|
0-6 Thn
|
7-12 Thn
|
13-12 Thn
|
21 tahun
keatas
|
Jmlh
|
Ket.
|
2004
|
-
|
5
|
6
|
-
|
11
|
4 Alumni
|
2005
|
-
|
4
|
6
|
-
|
10
|
4 Alumni
|
2006
|
2
|
11
|
8
|
-
|
21
|
-
|
2007
|
2
|
11
|
8
|
-
|
21
|
3 Alumni
|
2008
|
2
|
11
|
9
|
-
|
22
|
4 Alumni
|
2009
|
2
|
12
|
10
|
1
|
25
|
2 Alumni
|
2010
|
1
|
10
|
10
|
1
|
22
|
3 Alumni
|
2011
|
3
|
13
|
11
|
1
|
28
|
2 Alumni
|
2012
|
1
|
11
|
5
|
5
|
32
|
4 Alumni
|
2013
|
-
|
9
|
16
|
2
|
29
|
2 Alumni
|
2014
|
-
|
9
|
13
|
2
|
26
|
2 Alumni
|
Tabel 1.1 Data Anak
Menurut Umur
DATA
PENDIDIKAN ANAK
|
||||||||
Tahun
|
Jumlah Anak
|
Tingkat
Pendidikan
|
||||||
L
|
P
|
Jmlh
|
TK
|
SD
|
SMP
|
SMA
|
PT
|
|
2004
|
8
|
3
|
11
|
-
|
7
|
-
|
4
|
-
|
2005
|
5
|
5
|
10
|
-
|
4
|
4
|
2
|
-
|
2006
|
15
|
6
|
21
|
1
|
-
|
5
|
3
|
1
|
2007
|
15
|
6
|
21
|
1
|
11
|
5
|
3
|
1
|
2008
|
14
|
8
|
22
|
1
|
11
|
3
|
3
|
3
|
2009
|
16
|
9
|
25
|
1
|
13
|
5
|
3
|
2
|
2010
|
17
|
6
|
22
|
1
|
10
|
6
|
4
|
1
|
2011
|
21
|
7
|
28
|
-
|
13
|
7
|
4
|
2
|
2012
|
21
|
11
|
32
|
-
|
11
|
7
|
8
|
3
|
2013
|
22
|
7
|
29
|
-
|
9
|
4
|
14
|
2
|
2014
|
19
|
6
|
25
|
-
|
10
|
4
|
9
|
2
|
Tabel 1.2
Data Pendidikan Anak
II.2. Penanaman Nilai-nilai Luhur di
Yayasan Akhlaqul Karimah
Sebuah yayasan
tapi juga sekaligus rumah bagi mereka “Buat kami disini rumah. Siapapun yang
mau masuk kesini, mau ngga mau, suka ngga suka, ini gantinya, ibuk gantinya
orang tua mereka, artinya kita bersaudara. Kami juga keluarga, mungkin sulit
awalnya. Karena macam macam karakter dan watak. Ada yang ngambekan ada yang
nangisan ada yang suka menganiaya ibuk juga.” Ungkap ibu cicik.
Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, Yayasan Akhlaqul Karimah ini mulai didirikan pada
tahun 2002 khusus untuk anak yatim, piatu, atau yatim piatu dan dhu’afa dan
khusus bagi mereka yang tidak mampu, karena dengan begitu ibu cicik bisa
menerapkan kedisiplinan dan juga keadilan antara mereka. Selain kedisiplinan
dan keadilan yang ia terapkan, ia juga membiasakan agar mereka selalu bersyukur
dengan apa yang sudah ada, “Karena ibuk yakin bahwa setiap anak di sini membawa
rizkinya sendiri-sendiri. Belum pernah adek-adeknya ini merasa kekurangan
sesuatu apapun. Karena yang ada insyaallah kami malah bersyukur. Entar kalo
kita punya uang lebih kita mbolang.” jelasnya lagi. Hebatnya mbolang di sini
bukan sekedar mbolang yang dimaksud, “kita mbolangnya ke makam-makam/ ziarah
wali. Karena mereka ngga pernah naik kereta kita rame rame naik kereta. Subuh
subuh Cuma empat ribu harganya. Kejar-kejaran tapi intinya mereka kenyang.
Senang dan bisa do’a juga di sana gitu.”
Selain itu hubungan
kekeluargaan disana sangatlah erat, bisa kita lihat dari kebiasaan mereka
ketika makan “Kami terbiasa makan bareng bareng, kami jarang makan sendiri
sendiri, itupun juga kalau mau makan nuggu adek-adeknya datang sekolah. Meskipun kita punya piring sendiri-sendiri
tapi ngumpul, kami juga punya satu piring besar, rebutan ketika makan dan itu
nikmat buat ibuk buat kami itu nikmat. Biasa kami ini kalau makan manggil,
kalau sendirian ndak enak *ayo cepetan ditungguin, selak entek, gak koman* itu
penilaian ibuk.” ungkapnya lagi.
Bagi mereka,
rumah adalah tempat kembali, dengan begitu tali persaudaraan dan tali
silaturrahim selalu terjalin. Seperti yang diungkapkan ibu cicik “Alhamdulillah,
banyak juga yang sudah bekerja, karena memang dari kecil disini, kesini adalah
pulang, jadi mau bayaran ngga bayaran, gajian atau ngga gajian mereka tetap pulang.
Nanti kalo adek adeknya lagi musim ujian, mereka kesini sama teman-temannya
untuk menemani adek-adeknya belajar. Atau kalo lagi gajian, datang ya mbk ika
mbeliin nasi lalapan? maem rame-rame. Karena itulah memang rasanya hidup. Suatu
ketika setelah mereka lepas dari sini. Atau sekolahnya bisa selesai, semoga
bisa sampai kuliah dan kerja, mereka masih akan datang, menyumbangkan
pikirannya, tenaganya, supportnya untuk adek-adeknya dan semoga bisa jadi
contoh untuk adek-adeknya. Itu salah satu alasan kenapa panti ini ngga pernah
untuk minta bantuan. Yakin ajalah, allah itu mudah mentakdirkan, ya kalo
rizkinya adek cuma satu cangkir, mau gimana lagi ya tetep satu cangkir, ya yang
itu aja di syukuri, insyaallah bisa lebih dan itu terbukti selama ini.”
Banyak sekali
hambatan yang ibu cicik hadapi dalam keseharian,“ Kami juga sering ngumpul di
kamar, tidur ngumpul kayak pindang, atau kita punya tempat favorit depan tv,
tidur disitu, makan juga di situ, ngumpul disitu. Tapi masa perubahan mereka
itu juga hambatan buat ibu, karena sedikit besar adek-adeknya, sudah mulai
sering di kamar, ngga mau keluar, mereka juga lebih sering di kamar daripada
ngumpul depan tv, sudah mulai sibuk sendiri, sudah mulai banyak alasan juga (ibuk
saya kerja kelompok, ma ngerjain tugas, ma ke warnet).” Selain itu hambatan
lain seperti yang ibu cicik ungkapkan “Ketika disini tahun 2003 ibu masih
senang-senangnya main. Ibu juga pernah seumuran mereka, suka main, artinya kalo
mereka bolos, ibu juga akan tahu. Karena bahasa mata dan tubuh lebih jujur
daripada dia ngomong.” Seorang ibu jelas lebih tahu ketika anaknya berbohong,
wajar saja ibu cicik menganggap bahasa mata dan tubuh lebih jujur daripada
ucapan mereka. Dapat kita ketahui bahwa penanaman nilai-nilai luhur sangatlah
penting untuk diterapkan sejak masa kanak dengan berupa suatu contoh yang baik,
memperingatkan dan pembiasaan. Karena seseorang menjadi bisa karena terbiasa.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Yayasan
Akhlaqul Karimah ini didirikan atas inisiatif orang tua, tak heran bila
struktur kepengurusan teratas sampai sekarang ini masih dalam lingkup keluarga
dalam artian lain yayasan ini merupakan yayasan keluarga. Bangunan yang setiap
kamarnya berkapasitas sekitar 4-5 orang ini mulai didirikan pada tahun 2002 khusus
untuk anak yatim, piatu, atau yatim piatu dan dhu’afa. Sedangkan donator
dikembangkan oleh yayasan sendiri.
Dalam
keseharian mereka dibiasakan dengan prilaku-prilaku yang luhur, selain itu
hubungan kekeluargaan di Yayasan Aklaqul Karimah sangatlah erat. Bagi mereka,
rumah adalah tempat kembali, dengan begitu tali persaudaraan dan tali
silaturrahim selalu terjalin.
Komentar
Posting Komentar